Rabu, 28 Agustus 2013

Pencemaran di sungai Bengawan Solo sudah semakin parah
Reporter : Arie Sunaryo
Rabu, 19 Juni 2013 01:04:00



          Warga dari tujuh wilayah kabupaten/kota eks Karesidenan Surakarta melakukan ikrar bersama untuk mengembalikan aliran Sungai Bengawan Solo sebagai sumber kehidupan. Ikrar yang dikumandangkan penduduk dari Kabupaten Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Klaten, Sragen, Boyolali, dan Kota Solo tersebut sebagai bentuk komitmen untuk menjaga dan menyelamatkan Bengawan Solo.

        Ikrar tersebut mereka lakukan saat mengikuti Upacara Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tingkat Jawa Tengah di lapangan Losari, Semanggi, Pasarkliwon, Solo, Selasa (18/6).

          Ikrar yang dilakukan tak jauh dari Sungai Bengawan Solo tersebut juga disaksikan oleh Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa, Barlin Abdurahman; Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH)Jawa Tengah, Agus Sriyanto; dan Wakil Wali Kota Surakarta, Achmad Purnomo.

          Kepala BLH Jateng, Agus Sriyanto mengatakan, sungai terpanjang di Jawa sepanjang 548 kilometer tersebut saat ini dalam kondisi tidak sehat. Lantaran kualitas air dan daya dukung lingkungannya terus menurun.

        "Secara kualitatif pencemaran air sungai Bengawan Solo sudah dalam kategori parah. Kandungan beberapa logam berat di sana diketahui sudah melebihi ambang batas," paparnya.

             Menurut Agus, cara paling gampang untuk membuktikan sakitnya air Bengawan Solo, adalah dengan mengamati biota yang hidup di sana. Menurutnya, yang bisa bertahan hanya biota yang tahan terhadap pencemaran saja.

            "Secara kuantitatif bisa dilihat dari fluktuasi volume air selama musim kemarau dan musim penghujan. Pada sungai yang sehat perbedaan fluktuasi volume di kedua musim itu tidak terlalu jauh. Lihat sekarang, kalau kemarau kering tapi kalau hujan banjir. Itu mengindikasikan daya dukung lingkungannya yang sudah sangat rendah," jelasnya.

              Terpisah, Direktur Lembaga Masyarakat Indonesia Hijau (LMIH), Wasisto Daru Darmawan mengaku berbagai upaya untuk menyehatkan Sungai Bengawan Solo kini mulai gencar dilakukan. Salah satunya dengan membentuk detektif sungai yang beranggotakan siswa dan guru.

            
          "Catatan kami sudah ada 50 orang dari tujuh sekolah di eks Karesidenan Surakarta yang menjadi anggotanya. Untuk menjalankan tugas pengamatannya para detektif itu dibekali kemampuan untuk menganalisa biota dan habitat sungai secara sederhana," katanya.